By GS | 22 Februari 2021
Aplikasi media sosial baru ini memanfaatkan kebutuhan publik yang sangat
mendesak untuk terhubung dalam komunitas – komunitas yang mereka
inginkan.
Pada hari-hari awal pandemi Covid-19, dua programmer memulai untuk
mengembangkan aplikasi sosial media baru bernama Clubhouse. Awalnya, aplikasi ini
sangat ‘niche’, dengan tidak ada fitur posting, gambar, ataupun video, seolah
– olah ingin menggarisbawahi betapa sedikitnya waktu yang Anda butuhkan untuk
meihatnya dengan tampilan home screen yang berwarna white on beige.
Kemudian, jika Anda scroll ke bawah untuk melihat ‘rooms’ yang berisi orang –
orang yang mungkin tidak Anda kenal yang mengatur berbagai macam topik
pembicaraan seperti kebrutalan aparat, musik, seks, atau apapun yang ada
dalam pikiran penggunanya.
Pengguna aplikasi ini dapat menjadi
moderator, mengadakan percakapan mereka sendiri secara spontan, dan tanpa filter. Aplikasi social
media audio yang dibuat oleh Paul Davison, yang sebelumnya menual
perusahaannya ke Pinterest dan Rohan Seth, mantan programmer di Google
ini dapat mengontrol siapa saja yang bisa berbicara ataupun hanya bisa menjadi
pendengar.
Pada awalnya, aplikasi ini terbuka hanya untuk beberapa ribu
pengguna termasuk diantaranya venture capitalist dari Silicon Valley dan
orang – orang berpengaruh lainnya. Sesuai dengan namanya, mereka
memprioritaskan ‘in crowd’ dengan mengirimkan invitation bagi
yang ingin bergabung ( dengan alasan agar aplikasi ini tidak berkembang terlalu
cepat). Tak berapa lama kemudian Venture Capital besar Andreessen Horowitz menginvestasikan US $ 12 juta beberapa minggu setelah aplikasi
ini launching, dan pada bulan kesembilan nilai investasinya menjadi US $ 1
Miliar.
Saat ini, dengan lebih dari dua juta pengguna aplikasi, Clubhouse makin berkembang
luas dengan banyaknya public figure yang menggunakan aplikasi ini, mulai
dari Oprah Winfrey, Elon Musk hingga Donald Trump consigliere,Roger
Stone. Saat ini para tech giants seperti Facebook dan Twitter, mulai
meniru dan membuat fitur yang mirip seperti Clubhouse bagi miliaran pengguna
mereka di seluruh dunia.
Meskipun banyak laporan akan adanya
pelecehan, rasisme, dan seksisme, Clubhouse banyak memiliki rooms yang fokus
pada business, investment, entrepreneurship, hingga bitcoin.
Setiap room memiliki moderator dan para pengguna dapat melaporkan sesama
pengguna atas tindakan tidak menyenangkan.
Namun, beberapa pengguna lain melaporkan
bahwa mereka dapat menghabiskan waktu empat hingga lima jam dalam sehari di Clubhouse
rooms, serasa seperti mereka menghadiri TED Talks atau morning radio
show yang tentunya semuanya itu tanpa iklan. Kejutan lainnya adalah kolaborasi
yang tak terduga diantara public figure seperti Elon Musk yang
mewawancarai CEO dari Robinhood, Vled Tenev mengenai GameStop Stock drama.
Sumber : Rolling Stones dan Business
Insider