By GS | 18 Maret 2021
Riset yang dilakukan Google menyebutkan, pendapatan bisnis
berbasis teknologi meningkat 80 persen lebih cepat dibandingkan bisnis
konvensional. Sayangnya, masih ada sebagian pengusaha yang ragu melakukan
digitalisasi.
Teknologi menopang bisnis para pelaku usaha selama pandemi
Covid-19. Pelatihan dan inovasi fitur digital dibutuhkan agar digitalisasi
usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM semakin kuat. Raksasa teknologi,
seperti Google, mengajak banyak orang untuk terlibat dalam bisnis berbasis
teknologi dengan meyakinkan masyarakat untuk tidak perlu takut berjualan online
dan menggunakan teknologi digital karena peningkatan pendapatannya jauh lebih
melesat dibandingkan bisnis konvensional.
Digitalisasi terbukti memberi peluang bagi usaha kecil dan
menengah (UKM) untuk bangkit selama pandemi Covid-19. Kementerian Koperasi dan
UKM mencatat penjualan e-commerce naik 26 persen selama pandemi Covid-19. Ada
3,1 juta transaksi per hari (Kompas, 30/8/2020).
Digitalisasi UMKM pun jadi penting karena UMKM memegang
peranan penting untuk ekonomi nasional dengan berkontribusi sebesar 60 persen
teradap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap 97 persen dari total
tenaga kerja nasional. Hingga akhir tahun 2020, pemerintah mencatat sebanyak
10,2 juta pelaku UMKM telah masuk ke pasar digital.
Menurut penelitian Google, pendapatan bisnis berbasis
teknologi meningkat 80 persen lebih cepat dibandingkan dengan bisnis konvensional. Namun, masih ada
sebagian pengusaha yang ragu melakukan digitalisasi.
”Menurut APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia), hingga kuartal II-2020 ada lebih dari 196 juta pengguna internet.
Sebanyak 95 persen di antaranya menggunakan ponsel. Artinya, konsumen sudah ada
di sana. Jangan takut ribet dan jangan takut memulai menggunakan teknologi.
Semua bisa asal mau belajar,” kata Product Marketing Manager Google Indonesia
Dora Songco pada diskusi daring ”Ayo Jualan Online (Pemula)”, Rabu (17/3/2021).
Online market dinilai sangat menguntungkan, karena banyak peluang untuk mendapatkan pelanggan baru pada platform ini, serta serta digitalisasi UMKM dapat mendukung efektivitas kerja selain mengembangkan peluang bisnis. Namun, kendala utamanya adalah belum semua orang terkoneksi dengan internet, selain belum semua pengusaha memanfaatkan teknologi untuk bisnis. Sebagian lainnya tidak tahu cara menemukan hal yang diinginkan di internet serta fitur lainnya yang mempermudah digitalisasi UMKM.
”Kami menyediakan sejumlah tools untuk membantu pengusaha.
Mereka bisa mendaftarkan usahanya di Google Bisnisku agar bisa dicari di mesin
pencari. Ada juga tools Google Ads, dan Google Shopping,” kata Dora. Hingga
kuartal II-2020, ada lebih dari 196 juta pengguna internet. Sebanyak 95 persen
di antaranya menggunakan ponsel. Artinya, konsumen sudah ada di sana. Jangan
takut ribet dan jangan takut memulai menggunakan teknologi, semua bisa asal mau
belajar.
Vice President Group Head of Merchant Marketing Gojek Bayu
Ramadhan mengatakan, pandemi mengubah pola konsumsi masyarakat dan publik
semakin terbiasa melakukan transaksi online. Gojek mencatat 68 persen pengguna
lebih sering bertransaksi dengan GoPay, dompet digital dari Gojek, pada masa
pandemi dibandingkan pada masa sebelumnya. Sebanyak 65 persen pengguna pun
lebih sering memesan makanan secara online. ”Ini peluang bagi UMKM untuk
memaksimalkan digital platform. Kami akan membantu mitra usaha untuk
beradaptasi ke (ekosistem) digital,” ucap Bayu.
Edukasi
Gojek juga berkomitmen membantu UMKM di masa pandemi dengan
mengedukasi para mitra usaha untuk mengoptimalkan fitur di Gojek selain edukasi
tentang cara menggunakan media sosial, pemasaran digital, dan beriklan. Program
Pelatihan ini hasil kerjasama baik dengan swasta maupun dengan pemerintah.
Program lainnya adalah membantu UMKM menghadapi masa pandemi,
seperti Hari Kuliner Nasional yang merangkul 74.000 mitra usaha dengan hasil
pendapatan mitra usaha rata – rata naik sebesar 12 persen per hari.
Digitalisasi usaha pun ikut didorong dengan merubah beberapa
proses bisnis manual diganti menjadi otomatis. Bayu mengatakan, ia menyediakan
fitur-fitur pendukung di ekosistem Gojek, misalnya fitur kasir digital.
”Intinya bagaimana meningkatkan keterampilan agar mitra usaha siap menghadapi
tantangan,” ujar Bayu.
Sumber : Harian Kompas Online