By GS | 08 April 2021
Meskipun Pinduoduo bukan nama besar di luar China, namun
perusahaan e-commerce sudah listing di bursa AS ternyata tumbuh lebih
cepat dari saingan utamanya Alibaba dan JD.com.
Bagaimana gambaran cara kerja, kinerja keuangan, dan persaingan aplikasi
inidengan Alibaba dan JD.com?
Cara
Kerja Pinduoduo
Daya tarik utama dari Pinduoduo adalah model pembelian
kelompok, yang artinya, ketika pengguna memilih barang di aplikasi ini, mereka
dapat mengundang teman untuk ikut membeli barang tersebut. Cukup dengan
mengirimkan link kepada teman yang sudah diundang ke barang yang akan
dipilih oleh pembeli.
Tetap ada opsi untuk bisa membeli barang sendiri, namun
harga barang itu akan lebih tinggi daripada membeli berkelompok. Semakin banyak
orang yang bergabung dalam kelompok, maka semakin rendah harga barang tersebut.
Setiap barang yang akan dibeli memiliki jumlah minimum
pembeli untuk menyelesaikan pembelian. Jika jumlah tersebut tidak terpenuhi
dalam waktu 24 jam, maka pembelian kelompok dibatalkan, dan mereka yang sudah
memberikan uangnya akan dikembalikan.
Model
Bisnis
Saat ini 100 % pendapatan dari Pinduoduo berasal dari jasa online
marketplace yang terdiri dari komisi yang diambil Pinduoduo dari penjualan
di aplikasinya serta iklan yang dijalankannya. Hal ini berbeda dengan saingan
utamanya yaitu Alibaba dan JD.com, yang juga memiliki bisnis lain di luar
bisnis utamanya sebagai e-commerce, seperti cloud computing.
Namun secara persentase, pendapatan Pinduoduo tumbuh lebih
cepat, seperti di kuartal ke empat pendapatan Pinduoduo mencapau USD 1,55 miliar
atau meningkat 91 % meskipun masih mencatatkan kerugian. Sedangkan pada periode
yang sama, pendapatan Alibaba naik 38% secara tahunan menjadi USD 23,19 miliar.
Jumlah Pengguna
Pada periode yang berakhir pada 30 September 2019, Pinduoduo
memiliki 585,2 juta pembeli aktif sedangkan JD.com memiliki 362 juta pengguna.
Sementara yang terbanyak masih dipegang oleh Alibaba memiliki 711 juta pengguna
aktif.
Banyaknya jumlah pengguna Pinduoduo diakibatkan aplikasi ini
dapat diakses pada layanan pesan milik Tencent, WeChat, yang memiliki lebih
dari satu miliar pengguna bulanan. Menurut analis, hal ini membuat biaya
akuisisi pelanggan lebih rendah.
Sedangkan dari sisi pangsa pasar, Pinduoduo adalah pemain e-commerce
terbesar ketiga di China setelah Alibaba dan JD.com, menurut sebuah
laporan yang dirilis pada Juli 2019 oleh eMarketer.
IPO dan Pendanaan
Pinduoduo telah melantai di bursa saham Nasdaq pada Juli
2018, dengan harga per sahamnya USD 19. Di bulan Maret, Pinduoduo melakukan private
placement senilai US$ 1,1 miliar dari saham Seri A yang baru diterbitkan
yang digunakan untuk ekspansi dengan menghadirkan lebih banyak pengalaman
interaktif dan produk bernilai tambah bagi pengguna.
Selain itu, pada Minggu (19/3/2020), Pinduoduo juga
mengumumkan akan berinvestasi dalam covertible bonds yang dikeluarkan
oleh emiten di Hong Kong, GOME Retail.
Persaingan dan Resiko
Berbeda dengan Alibaba dan
JD.com yang sukses di kota – kota besar di China seperti Beijing dan Shanghai,
saat ini pertumbuhan Pinduoduo berasal dari kota – kota kecil di China. Namun,
sekarang Alibaba dan JD.com mulai fokus untuk mendapatkan
pangsa pasar di kota-kota kecil.
Pada bulan Maret tahun ini, Alibaba meluncurkan versi khusus
dari aplikasi Taobao yang berfokus pada customer-to-manufacturer (C2M). Disini
konsumen dapat berinteraksi dan membeli langsung dari produsen selain melalui
penjual pihak ketiga.
Pada tahun lalu, JD.com telah meluncurkan aplikasi pembelian
kelompok bernama Jingxi, yang juga dapat diakses melalui WeChat. Selain itu,
JD.com dan Alibaba memiliki kemampuan logistik yang kuat. Terutama JD.com yang
dikenal karena dapat mengirimkan barang pada hari yang sama atau lusanya.
Sumber CNBC Indonesia